SEJARAH BENGKULU SELATAN
Kabupaten
Bengkulu Selatan berdiri berdasarkan Keputusan Gubernur Militer Daerah
Militer Istimewa Sumatera Selatan pada tanggal 8 Maret 1949 Nomor GB/
27/ 1949, tentang pengangkatan Baksir sebagai Bupati Bengkulu Selatan
(sebelumnya bernama Kabupaten Manna Kaur 1945 – 1948 dan Kabupaten
Seluma Manna Kaur 1948 – 1949). Berdasarkan Kesepakatan Masyarakat
Rakyat tanggal 7 Juni 2005, dikuatkan oleh Perda No. 20 tanggal 31
Desember 2005 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah No. 13 Tanggal 2
Januari 2006 Seri C maka tanggal 8 Maret ditetapkan sebagai
hari jadi Kabupaten Bengkulu Selatan.Selanjutnya berdasarkan Undang-
undang Nomor: 03 Tahun 2003 Kabupaten Bengkulu Selatan mengalami
pemekaran wilayah menjadi Kabupaten Kaur, Seluma dan Bengkulu Selatan.
Beberapa kepala daerah (termasuk wakilnya) yang pernah menjabat di Kabupaten Bengkulu Selatan diantaranya adalah:
I. Kabupaten Manna-Kaur
- Bupati Nanang Abdurahman (1945 - 1946)
- Bupati Rejamat (1946 - 1947)
- Bupati Merah Usman (1947 - 1948)
II. Kabupaten Seluma Manna Kaur
- Bupati Bachsir (1948 - 1949)
III. Kabupaten Bengkulu Selatan
- Bupati Bachsir (1949 - 1950)
- Bupati Abdul Wahid (1950 - 1952)
- Bupati Mas Agus Abdurahman (1952 - 1953)
- Bupati Muhpian (Gelar Tengku Bangsa Raja) (1953 - 1956)
- Bupati Mohamad Amin (1956 - 1957)
- Bupati Muhamad Umar Seregar (1957 - 1958)
- Bupati Rejamat (1958 - 1960)
- Bupati KDH Tk II Muhammad Adil (1960 - 1962)
- Bupati KDH Bahmada Rustam (1962 - 1967)
- Bupati KDH Sadjohan (1967 - 1972)
- Bupati KDH Buldani Masik (1972 - 1977)
- Bupati KDH Z.A. Syahril (1977 - 1983)
- Bupati KDH Murman Afandi (1983 - 1988)
- Bupati KDH Drs. H. Adjis Ahmad (1988 - 1993)
- Bupati KDH Drs. Salman Rupni (1993 - 1998)
- Bupati KDH Drs. Iskandar Dayok dan H. Hasmadi Hamid (1998 - 2003)
- Bupati H. Fauzan Djamil, SH dan Jani Hairin, SH (2004 - 2009)
I. Kabupaten Manna-Kaur
- Bupati Nanang Abdurahman (1945 - 1946)
- Bupati Rejamat (1946 - 1947)
- Bupati Merah Usman (1947 - 1948)
II. Kabupaten Seluma Manna Kaur
- Bupati Bachsir (1948 - 1949)
III. Kabupaten Bengkulu Selatan
- Bupati Bachsir (1949 - 1950)
- Bupati Abdul Wahid (1950 - 1952)
- Bupati Mas Agus Abdurahman (1952 - 1953)
- Bupati Muhpian (Gelar Tengku Bangsa Raja) (1953 - 1956)
- Bupati Mohamad Amin (1956 - 1957)
- Bupati Muhamad Umar Seregar (1957 - 1958)
- Bupati Rejamat (1958 - 1960)
- Bupati KDH Tk II Muhammad Adil (1960 - 1962)
- Bupati KDH Bahmada Rustam (1962 - 1967)
- Bupati KDH Sadjohan (1967 - 1972)
- Bupati KDH Buldani Masik (1972 - 1977)
- Bupati KDH Z.A. Syahril (1977 - 1983)
- Bupati KDH Murman Afandi (1983 - 1988)
- Bupati KDH Drs. H. Adjis Ahmad (1988 - 1993)
- Bupati KDH Drs. Salman Rupni (1993 - 1998)
- Bupati KDH Drs. Iskandar Dayok dan H. Hasmadi Hamid (1998 - 2003)
- Bupati H. Fauzan Djamil, SH dan Jani Hairin, SH (2004 - 2009)
- Bupati H. Reskan E. Awaluddin, SE dan DR.drh. Rohidin Mersyah, MMA (2009 - sekarang)
1. Serawai berasal kata sauai yang maksudnya cabang dua buah sungai yaitu sungai Musi dan Sungai Seluma yang dibatasi oleh Bukit Capang.
2. Serawai berasal kata dari seran yang artinya celaka (celako).. Ini dihubungkan dengan suatu legenda dimana seorang anak raja dari hulu karena menderita penyakit menular lalu dibuang (dihanyutkan) ke sungai dan terdampar dimana anak raja inilah yang mendirikan kerajaan ini.
Kerajaan Serawai terpisah dengan Kerajaan Bengkulu (Bangkahulu). Kerajaan ini ditemui antara daerah sungai Jenggalu sampai ke muara sungai Bengkenang namun kerajaan ini akhirnya terpecah- pecah menjadi kerajaan kecil yang disebut margo (marga). Marga dipimpin oleh seorang datuk dan membawahi beberapa desa/ dusun. Marga- marga di Kabupaten Bengkulu Selatan itu adalah Pasar Manna, VII Pucukan, Anak Lubuk Sirih, Anak Dusun Tinggi, Kedurang, Ulu Manna Ilir, Ulu Manna Ulu, Anak Gumay dan Tanjung Raya. Namun mereka bersatu atas dasar satu kesatuan dan satu keturunan dan satu rumpun bahasa.
Bahasa di Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari dua bahasa asli yaitu bahasa Pasemah yang banyak dipakai dari muara sungai Kedurang sampai dengan perbatasan Kabupaten Kaur sedangkan mayoritas menggunakan bahasa Serawai yang merupakan turunan dari bahasa Melayu. .
Kabupaten Bengkulu Selatan beribukota di Manna (lihat peta) dan dalam sejarahnya pernah disinggahi oleh Patih Gajah Mada dan menyusuri sungai Air Manna
0 komentar:
Posting Komentar